Makalah SISTEM HORMON

1. JUDUL : "Sistem Hormon"

2. TUJUAN :
  • Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan hormon
  • Untuk mengetahui bagaimana mekanisme kerja hormon
  • Untuk mengetahui Kelenjar yang berfungsi sebagai penghasil hormon
  • Untuk mengetahui beberapa gangguan yang terjadi pada system hormon
3. DASAR TEORI

Sehabis berolahraga, tenggorokan kita akan terasa kering dan kehausan. Ini terjadi karena tubuh banyak mengeluarkan keringat, sehingga air dalam tubuh juga banyak yang keluar. Keadaan demikian membuattubuh segera mengeluarkan zat yang menghentikan pengeluaran cairan tersebut. Zat yang dimaksud dinamakan hormon. Apabila kita minum air, segera hormon yang dikeluarkan tubuh tersebut akan berhenti.

Hormon merupakan senyawa kimia, berupa protein yang mempunyai fungsi untuk memacu atau menggiatkan proses metabolisme tubuh. Dengan adanya hormone dalam tubuh maka organ akan berfungsi menjadi lebih baik. Walaupun jumlah yang diperlukan sedikit, namun keberadaan hormon dalam tubuh sangatlah penting. Ini dapat diketahui dari fungsinya yang berperan antara lain dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh, proses reproduksi, metabolisme zat, dan lain sebagainya.

Hormon akan dikeluarkan oleh kelenjar endokrin bila ada rangsangan (stimulus). Hormon tersebut akan diangkut oleh darah menuju kelenjar yang sesuai. Akibatnya, bagian tubuh tertentu yang sesuai akan meresponnya. Sebagai contoh, hormone insulin disekresikan pankreas saat ada rangsangan gula darah yang tinggi, hormon adrenalin disekresikan medula adrenal oleh stimulasi saraf simpatik, dan lain-lain.

Definisi Hormon

Hormon berasal dari bahasa homaein yang berarti memacu. Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu dan berfungsi untuk mengatur metabolism, pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, dan tingkah laku. Hormon dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah sedikit tetapi mempunyai pengaruh besar. 

Hormon dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin tidak mempunyai saluran khusus sehingga juga disebut kelenjar buntu. Hormon dihasilkan oleh sel-sel kelenjar endokrin bila ada rangsangan saraf yang sesuai. Hormon diproduksi dalam jumlah yang sangat sedikit. 

Mekanisme Kerja Hormon
  • Reseptor Hormon 
Hormon bekerja melalui pengikatan dengan reseptor spesifik. Pengikatan dari hormon ke reseptor ini pada umumnya memicu suatu perubahan penyesuaian pada reseptor sedemikian rupa sehingga menyampaikan informasi kepada unsur spesifik lain dari sel. Reseptor ini terletak pada permukaan sel atau intraselular.
  • Interaksi Hormon-Reseptor
Hormon menemukan permukaan dari sel melalui kelarutannya serta disosiasi mereka dari protein pengikat plasma. Hormon yang berikatan dengan permukaan sel kemudian berikatan dengan reseptor. Pada beberapa kasus (contohnya, estrogen), hormon juga perlu untuk mempenetrasi inti sel (kemungkinan melalui pori-pori dalam membrana inti) untuk berikatan dengan reseptor inti-setempat. Umumnya hormon berikatan secara reversibel dan non-kovalen dengan reseptornya.
  • Hormon Agonis, Antagonis dan Agonis Parsial
Suatu agonis sepenuhnya menginduksi reseptor untuk memicu peristiwa pascareseptor. Suatu antagonis mampu untuk berikatan dengan reseptor dan memblokir pengikatan dari agonis, tetapi tidak memicu respon pascareseptor. Dengan cara ini, ia tidak menimbulkan suatu respons tetapi memblokir respons terhadap agonis, asalkan ia ditemukan dalam konsentrasi yang cukup untuk memblokir pengikatan agonis. Pada umumnya, antagonis berikatan dengan tempat yang sama pada reseptor seperti agonis , namun pada beberapa keadaan, antagonis dapat berikatan dengan reseptor pada tempat yang berbeda dan memblokir pengikatan agonis melalui perubahan alosterik dalam reseptor. Suatu agonis parsial (antagonis parsial) merupakan suatu perantara; ia berikatan dengan reseptor tetapi hanya menimbulkan suatu perubahan parsial , sehingga walaupun reseptor diduduki secara penuh oleh agonis parsial, respon hormon akan tidak sepenuhnya.
  • Pengikatan Hormon Non-Reseptor
Reseptor bukan merupakan satu-satunya protein yang mengikat hormon-banyak protein lain juga mengikatnya. Dalam hal ini termasuk protein pengikat plasma dan molekul seperti alat transpor lainnya yang lazim ditemukan dalam jaringan perifer, enzim yang terlibat dalam metabolisme atau sintesis dari steroid, dan protein lain yang belum diidentifikasi hingga sekarang. Protein ini dapat mengikat hormone seketat atau tebih ketat ketimbang reseptor; namun, mereka berbeda dari reseptor di mana mereka tidak mentransmisikan informasi dari pengikatan ke dalam peristiwa pasca reseptor. 

Kelenjar Endokrin

Kelenjar Endokrin adalah kelenjar yang tidak mempunyai saluran (sering disebut kelenjar buntu).

1). Kelenjar Hipofisis (Pituitari)

Kelenjar hipofisis disebut master of glands karena mampu menyekresikan bermacam-macam hormon yang mengatur bermacam-macam kegiatan dalam tubuh. Kelenjar ini terletak di dasar otak dan terdiri dari tiga lobus yaitu bagian depan (lobus anterior), bagian tengah (lobus intermedient), dan bagian belakang (lobus posterior).
  • Kelenjar Hipofisis Lobus Anterior (Bagian Depan)
    • Hormon somatotrof ( STH ) berfungsi mengatur pertumbuhan dan anbolisme protein.
    • Hormon adrenokortikotropik ( ACTH ) berfungsi mengontrol sekresi beberapa hormon oleh korteks adrenal.
    • Hormon tirotropin ( TSH = thyroid stimulating hormone ) berfungsi mengontrol sekresi hormon oleh kelenjar teroid.
    • Hormon Prolaktin (LTH) berfungsi memelihara sekresi susu oleh kelenjar susu
    • Hormon gonadotropin terdiri dari sebagai berikut : (1). Follicle Stimulating Hormone (FSH), Pada wanita berfungsi merangsang perkembangan folikel pada ovarium dan sekresi estrogen, sedangkan pada pria berfungsi menstimulasi testis untuk menghasilkan sperma. (2). Luteinizing Hormone (LH), Pada wanita bersama dengan estrogen berfungsi menstimulasi ovulasi dan pembentukan progesteron oleh korpus luteum pada ovarium, sedangkan pada pria berfungsi menstimulasi testis untuk menghasilkan testosteron.
  • Kelenjar Hipofisis Lobus Intermedient (Bagian Tengah)
    • Kelenjar ini menghasilkan Melanocyte stimulating hormone (MSM) yang berfungsi menyintetis melanin (pigmen warna)
  • Kelenjar Hipofisis Lobus Posterior (Bagian Belakang)
    • Hormon antidiuretik (ADH) atau vasopressin berfungsi menurunkan volume urine dan meningkatkan tekanan darah.
    • Hormon oksitosin berfungsi menstimulasi kontraksi sel otot polos pada rahim wanita hamil sebelum melahirkan dan menstimulasi kontraksi sel-sel kontraktil kelenjar susu agar mengeluarkan air susu.
2). Kelenjar Epifisis 

Kelenjar ini berada di otak bagian atas dan menghasilkan Hormon Melatonin berfungsi dalam pengaturan hubungan suhu tubuh dengan tidur. 

3). Kelenjar Tiroit (kelenjar gondok) 

Kelenjar tiroid terdiri dari dua buah lobus,terletak sebelah kanan kiri trakea dan menghasilkan hormon-hormon sebagai berikut :
  • Teroksin dan triodotironin, berfungsi mengatur metabolisme, pertumbuhan, perkembangan, dan kegiatan sistem saraf .
  • Kalsitonin, berfungsi menurunkan kadar kalsium dalam darah dengan cara mempercepat absorpsi kalsium oleh tulang.
4). Kelenjar paratiroid (kelenjar anak gondok) 

Kelenjar ini terletak di sebelah dorsal kelenjar tiroid. hormon yang dihasilkan adalah Parathormon (PTH) yang berfungsi dalam metabolisme kalsium (Ca²+ ) dan fosfat ( PO4 3+ ).

5). Kelenjar Langerhans ( Pankreas )

Kelenjar langerhans menghasilkan dua macam hormon sebagai berikut :
  • Hormon insulin, berfungsi mengubah glukosa menjadi glikogen di dalam hati dan otot sehingga mengurangi kadar gula dalam darah.
  • Hormon glukagon, berfungsi mengubah glikogen menjadi glukosa.
6). Kelenjar Adrenal (Kelenjar Anak Ginjal) 

Kelenjar ini terletak di atas ginjal, terdiri dari dua bagian berikut.
  • Bagian korteks adrenal, menghasilkan beberapa macam hormon yaitu sebagai berikut :
    • Mineralokortikoid, berfungsi menyerap Na dari darah dan mengatur penyerapan air di dalam ginjal.
    • Glukokortikoid, berfungsi mengontrol metabolisme glukosa. Androgen, bersama hormon reproduksi (gonad) untuk menentukan sifat kelamin sekunder pria.
  • Bagian medula adrenal, menghasilkan hormon berikut :
    • Adrenalin, berfungsi mempercepat kerja jantung, menaikkan tekanan darah, mempercepat pengubahan glikogen menjadi glukosa pada hati, menaikkan gula darah, dan mengubah glikogen menjadi asam laktat pada otot.
    • Nonadrenalin, berfungsi menurunkan tekanan darah dan denyut jantung.
7). Kelenjar Pencernaan (Kelenjar Usus dan Lambung) 
  • Kelenjar usus menghasilkan Hormon Sekretin yang berfungsi merangsang sekresi getah pankreas dan Hormon Kolesiskotinin yang berfungsi merangsang sekresi getah empedu.
  • Kelenjar lambung menghasilkan hormon gastrin yang merangsang sekresi getah lambung. 
8). Kelenjar Timus 

Kelenjar ini berfungsi manimbun hormon somatrotof dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.

9). Kelenjar Kelamin
  • Kelenjar kelamin pria (testis) menghasilkan Hormon Testosteron yang berpengaruh terhadap pertumbuhan sekunder pada pria dan mempengaruhi proses spermatogenesis. 
  • Kelenjar kelamin wanita (ovarium) menghasilkan Hormon Estrogen yang berfungsi merangsang pertumbuhan ciri - ciri kelamin sekunder pada wanita dan Progesteron yang berfungsi memelihara kehamilan, perkembangan, dan pertumbuhan kelenjar air susu. 
4. GANGGUAN / KELAINAN 
  • Penyakit Addison : Hal ini dapat terjadi misalnya karena kelenjar adrenal terkena infeksi atau disebabkan oleh autoimun. 
  • Sindrom Cushing : Kumpulan gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi berlebihan dari glukokortikoid seperti tumor adrenal dan hipofisis.
  • Sindrom Adrenogenital : Kelainan ini terjadi karena kekurangan produksi glukokortikoid yang biasanya akibat kekurangan enzim pembentuk glukokortikoid pada kelenjar adrenal
  • Peokromositoma : Tumor adrenal medula yang menyebabkan hipersekresi adrenalin dan noradrenalin.
  • Struma : Pembengkakan dari kelenjar tiroid yang menimbulkan pembenjolan pada leher bagian depan. Penyebabnya antaralain peredangan, tumor ataupun defisiensi yodium.
  • Hipotiroidea : Keadaan ini terjadi karena kekurangan hormon tiroid.
  • Hipertiroidea : Keadaan ini terjadi karena hormon tiroid disekresikan melebihi kadar normal.
  • Diabetes Melitus (DM) : Diabetes Melitus adalah penyakit yang disebabkan oleh kelainan hormon yang mengakibatkan sel-sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dari darah.
5. KESIMPULAN
  • Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel.
  • Mekanisme kerja hormon yaitu :
    1. Reseptor Hormon : Hormon bekerja melalui pengikatan dengan reseptor spesifik.
    2. Interaksi hormon-reseptor : Hormon yang berikatan dengan permukaan sel kemudian berikatan dengan reseptor.
    3. Hormon Agonis, Antagonis dan Agonis Parsial (-) Agonis sepenuhnya menginduksi reseptor untuk memicu peristiwa pascareseptor. (-) Antagonis mampu untuk berikatan dengan reseptor dan memblokir pengikatan dari agonis, tetapi tidak memicu respon pascareseptor. (-) Agonis parsial (antagonis parsial) merupakan suatu perantara; ia berikatan dengan reseptor tetapi hanya menimbulkan suatu perubahan parsial. 
    4. Pengikatan Hormon Non-Reseptor : Bukan hanya reseptor yang dapat mengikat hormone tetapi protein lain juga dapat mengikat hormon seperti protein pengikat plasma. Protein ini dapat mengikat hormone seketat atau tebih ketat ketimbang reseptor.
  • Kelenjar endokrin, adalah kelenjar penghasil hormon yang tidak memiliki saluran pembuangan (buntu), tapi masuk ke peredaran darah.
  • Gangguan pada sistem hormon : Penyakit Addison, Sindrom Cushing, Sindrom Adrenogenital, Peokromositoma, Struma, Hipotiroidea, Hipertiroidea, Diabetes Melitus (DM). 
6. DAFTAR PUSTAKA
http://endrajuniandi.blogspot.co.id/2016/07/dasar-sistem-hormon.html
https://fembrisma.wordpress.com/science/sistem-koordinasi-manusia/sistem-hormon-manusia/
buku lks biologi SMA kelas 11 semester genap kretif

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Praktikum UJI BAHAN MAKANAN

Praktikum PEMBUATAN TAPE KETAN HITAM